Minggu, 16 September 2012

Sadness on The Day of Victory

<![endif]--> Night, aku melihat diriku berdiri di ruangan yang sepertinya tidak ku kenal, ruangan itu terlihat gelap, tiada cahaya atau sinar sedikitpun. Aku bingung, dengan keberadaan yang sulit ku ilustrasikan, aku merasa ketakutan, sehingga aku memutuskan mengarahkan kakiku untuk berjalan lurus, aku mencobanya walau tempat yang ku diami begitu gelap. Namun, di tengah hentakan langkah, aku mampu melihat pemuda yang tubuhnya membelakangiku. Aku penasaran, sehingga bibir memaksa diri untuk bertanya,
 “maaf, anda siapa? Dan ini ruangan apa?” tanyaku sedikit gemetar. Namun, sepertinya pertanyaanku di anggap angin, dia sama sekali tidak meresponku. Lalu, aku mencobanya kembali, berharap dia akan mau menjawabku kali ini, walau hanya satu kata saja. Namun, lagi-lagi harapan itu musnah. Aku melemah dan mencoba menghela nafas, sembari menenangkan fikiran yang sedang kalut. Kemudian, aku mencoba bertanya lagi dengan nada seramah mungkin. Sayang, dia tetap membisu dan tidak menggerakkan tubuhnya ataupun menghadapku.
Mengherankan lagi, ketika aku merasa kecewa, tanganku tiba-tiba mencoba menjengkal jemarinya, entah mengapa ini terjadi, dan tangan sulit ku kendalikan. Tetapi, sewaktu tanganku hampir menggapai, dia justru menjauh dan berniat meninggalkanku. Anehnya, sebelum dia pergi, beberapa detik, dia menampakkan wajahnya dan mengulas senyum tipis. Walaupun tidak begitu jelas, aku merasa yakin bahwa pemuda itu tidak asing bagiku.
 “Hey.... Tunggu!!! Apa anda Mr.DF” teriakku, saat langkah ke tujuhnya sebelum pergi, namun dia justru menghilang, dan kehilangannya mengundang cahaya yang begitu menyilaukan.
 “ Fahis...?”
“ Seperti ada yang memanggil, aku mendengarnya secara jelas. Tidak salah lagi! Suara itu adalah suara Ummi” gumamku setengah sadar. Tetapi, aku belum membuka mata.
“ Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar... Lhaa’ilaa ha’illallahuallaahu Akbar, Allahu Akbar, Walillaa Hilhamd”
“ Lagi-lagi suara Ummi bertakbir, Ummiku di mana?” suara hati yang mencemas “ Ummi!!! Ummi!!! Ummi gelap...!!!” teriakku memberontak
“ Fahis, . . bangun”
Aku merasa, tangan Ummi menepuk ke dua pipiku, dan tubuh seakan  bergoyang. Kemudian, aku mencoba menyadarkan diri dengan membuka kelopak mataku.
 “Ummi..” panggilku, “Kok Ummi di sini? Bukannya .....” aku menggantungkan kataku sendiri, sambil menggigit bibir, agar tak terlihat bingung karena mimpiku semalaman. Ternyata, sinar yang datang di mimpiku itu, adalah sinar lampu kamar. Aku jadi sedikit malu sama diri sendiri. hehehe
 “ kenapa? Kok berhenti pertanyaanya? “ Ummi mengerutkan ke dua alisnya “ hayo habis mimpi apa???” sambungnya dengan  menggodaku
 “Tidak ada apa-apa kok mi, hanya kaget saja. Tidak biasanya Ummi membangunkanku” jelasku dengan tersenyum
 “ ya sudah, sekarang kamu mandi gih, tidak lupa kan, kalau hari ini adalah Hari Lebaran??”
 “tidak,” jawabku dengan menggelengkan kepala. Lalu, akupun segera mempersiapkan diri untuk pergi ke Masjid.
Walaupun itu hanya mimpi, ternyata membuatku jera. Aku masih terbayang oleh kehadiran pemuda itu di alam bawah sadar, aku sudah berusaha melupakannya, tetapi usaha itu selalu gagal. Pemuda itu terus-terusan ada di memory otak, dan aku selalu berfikir, bahwa pemuda itu, tidak lain adalah Dyon, atau sebut saja dia Mr.DF, lelaki berkulit putih langsat dengan tinggi badan yang lumayan. Aku sengaja memanggil sebutan itu, karena DF, merupakan singkatan dari Dyon dan Fahis. Dia adalah orang yang begitu aku cintai, serta orang yang pernah menyakitiku. Tapi, entah mengapa aku masih tetap mencintainya. Terkadang aku berfikir tentang kekurangannya, tapi bagiku kekurangan itu bisa dia tutupi dengan sikapnya terhadapku . Dia orang biasa, tidak begitu tampan bagiku, dan selalu membuatku merasa jenuh. Tapi apa mau di kata, cinta tidak memandang apapun. Sekalipun cinta kadang menyebalkan dan menyakitkan. pasti hati kita tetap merasa cinta itu indah dan tidak sanggup membencinya.
Aku ingat waktu berziarah ke Gunung Muria Kudus,  pada tanggal 10 Juli 2012 bersama para santri Pondok Pesantren An-Nur Troso, bagian Jawa Tengah. Di sana kita berdoa dan berdzikir bersama, yang di pimpin oleh Bpk.Talkhis, beliau merupakan salah satu tokoh agama di kampung Troso. Setelah itu, kami berencana pergi ke air terjun yang di beri nama Monthel. Sayangnya, aku tidak bisa ikut pergi ke sana, aku mempunyai rencana jalan-jalan ke Pasar dengan salah satu anggota temanku, dia bernama Mbak Ririn. Di sana, aku memilih beberapa aksesoris, dan yang terpilih adalah gelang berwarna putih, bentuknya sangat unik dan imoed di pandang .  Aku juga membeli makanan khas dari sana, yaitu, Dodol dan pisang rebus yang sangat panjang. Kemudian, aku berniat membeli baju untuk adik-adikku, karena sisa uangku masih Rp.65.000-, . Rasanya cukup bila aku membeli 3  pair of clothes. Namun, di tempat penjualan clothes, aku melihat kaos yang berwarna putih dengan kombinasi warna hijau, warna itu adalah  simbol kesucian dan keNabian.  Aku menjadi tertarik, dan di benakku terlintas pula bahwa, kaos itu lebih pantas apabila yang memakainya adalah Mr.DF. Aku melihat, ukuran itu pas di badannya. Tanpa pikir panjang, aku membeli dengan harga Rp.50.000,- secara cash. Kemudian, aku mengantar Mbak Ririn untuk mencari bawahan yang harus berwarna putih, dengan model pita panjang. Akhirnya, sekitar 30menit lamanya kami mencari, kami menemukannya juga.
Teringat pula pada tanggal 20 Juli 2012, tepat saat aku pulang dari Pondok dan 1 hari sebelum puasa, aku bertemu dengan Mr.DF, dan saat itu pula aku memberinya bingkisan berupa kaos yang telah ku beli dari Muria Kudus.
 “ bingkisan apa ini dek ?” tanyanya penasaran, “ wah, jangan-jangan Bom lagi” tebaknya secara canda, sedangkan aku hanya mampu tersenyum sedikit
 “ Iya, itu adalah Bom, tapi Bom cinta,” jawabku geli
 “ah, ada-ada saja. Boleh aku buka tidak??” tanyanya
 “jangan, ini kan di Alun-alun, malu tahu” kataku manja
 “ iya deh iya,” dia seperti mengalah dan pasrah
“ ya sudah, aku mau pergi dulu, I hope you like men “ kataku bergaya english, sambil memainkan tas bergambar boneka hitam.
 “mau kemana lagi? Kita bertemu baru sebentar, masak adek mau pergi? Nggak kangen yah?”
 “Hmm.. Aku ada acara keluarga kak”
 “oh, ya sudah. Aku antarin  mau tidak?” tawarnya penuh harapan
 “ tidak usah kak, makasih”
Akupun segera pergi dan membiarkannya sendiri.
Setelah puas selama 4hari berada di rumah, aku memutuskan untuk kembali ke Pondok, dan pulang lagi pada tanggal 17 Agustus 2012, yaitu di mana tanggal dua hari sebelum lebaran dan hari Kemerdekaan. Selama itu pula, aku mampu berkomunikasi dengan Mr.DF lewat telepon. Betapa senangnya hatiku saat itu.  Melewati via teleponlah,  aku mengupas cerita luconku selama bersamanya, dari pertama kami bertemu, hingga detik itu. Karena, kami sudah cukup lama berhubungan. Namun semakin lama, pembahasan kita berubah menjadi serius, aku juga bertanya,,
 “kakak kenapa sih, sepertinya menjauh dariku??? ”
 “bukannya menjauh, tapi kakak kan Ketua Organisasi di Kampus, dan kakak memang sibuk “ jelasnya
 “I do not believe..”
 “okay, kakak menjauh bukan karena kesibukan, tapi karena kakak sudah mati rasa dek, kakak sendiri merasa aneh. Di waktu adek di Pondok, kakak merasa kalau perasaan ini telah mati, tapi di saat kita mampu berkomunikasi, perasaan itu hidup lagi. Kakak bingung dek...” kata itu terdengar pelan dan hati-hati, kata itu membuat lidahku tersentak oleh kalimat  yang membuatku sakit.
 “lalu, sekarang ini yang kakak rasakan apa?” tanyaku pelan
 “ jujur, saat ini rasa itu telah mati dek “
 “ kenapa kakak tidak jujur dari awal? Kenapa kakak mengatakannya baru sekarang?” desakku, dengan nada sedikit marah. Sdangkan  mataku menjadi merah dan berkaca-kaca,
 “ kakak takut adek terluka, karena kakak sayang banget sama kamu dek, kakak hanya merasa sayang, bukan cinta.” Tuturnya semakin jelas, dan aku mulai menangis . Ponsel segera ku matikan, ucapannya benar-benar menyakitiku. Namun, setelah beberapa detik ponsel itu diam, sebuah dering Sms terdengar, kemudian aku buka,
 “ dex, jgn slh pham dlu..”
 “okay, bsok qita ktmu di pntai,  jm 8pg, nnti aku jlaskn “
Aku tak menyahut Sms itu, aku langsung saja melangkah pergi  ke lokasi untuk hari esok.
Tepat 18 Agustus 2012, aku pergi ke Pantai Bandengan, lokasinya tidak jauh dari rumahku, yaitu Mlonggo Jepara bagian Jawa Tengah. Aku mengenakan hem biru kotak-kotak, dan bawahan panjang abu-abu, serta memakai jilbab berwarna putih. Aku melihat dari kejauhan, dia  sudah menungguku di warung Bakso Pak Syarief. Kemudian, aku segera menghampirinya. Saat tiba di depannya, ia memandangku begitu lama dan terasa dalam, padahal selama kita berhubungan, dia tidak pernah berani memandangku seperti yang di lakoninya saat ini.
“ ada apa nyuruh aku ke sini? Kurang puas, kata-katamu semalam? “ kataku ketus. Tapi, dia justru melempar senyum
“ ada apa senyum-senyum sendiri????  salah ya aku ngomong seperti itu?” sambungku
“ tidak,”
“ lalu?????” tanyaku heran
“ kamu cinta nggak sih dek sama aku??”
“ iya, tapi kalau kakak sudah........” aku berhenti menggantungkan kalimat, karena aku melihat Mr.DF sibuk dengan ponselnya, dia juga membelakangiku. Aku merasa kesal, kata-kataku ternyata tidak dia dengar. Lalu, aku mencoba menarik jaket hitamnya, yaitu jaket seragam kuliahnya di Inisnu Jepara.
“ kakak Sms-an sama siapa sih! Sini aku lihat!!!” aku memakinya, dan berusaha merebut ponsel itu dari tangannya. Aku tidak percaya, aku terkejut oleh kenyataan yang sepertinya akan membuatku sakit kembali.
“ Ini mangsudnya apa? Kenapa cewek itu memanggilmu sayang, aku saja tidak berani memanggilmu sayang,  dan aku.....” lagi-lagi aku berhenti berbicara beberapa detik “ ini siapa kak??? Tolong jelaskan.” Aku mulai marah.
“ dia sama sepertimu” singkatnya
“ mangsud kakak??? ” aku menarik nafas dan berkata “ mangsud kakak, cewek itu adalah pacar kakak???” tanyaku penuh ramah, tetapi  hati mulai rapuh
“iya” jawabnya polos
“ lalu, mangsud kakak selama ini apa? Terus kakak mengajak ketemu, hanya memberikan kejutan seperti  ini? kakak jahat, apa salahku???!!! Begitu tulus aku mencintaimu, begitu dalam aku mempercayaimu, dan aku terlalu yakin bahwa kau lah yang tepat, kau lah cinta sejatiku. Tapi, kenapa kamu melakukan hal ini kak????” aku menunduk, lalu kembali menatapnya  “kalau memang ingin putus, harusnya kamu bilang, tidak perlu dengan cara sebodoh ini, yang membuatku terluka. Semoga kakak bahagia dengan wanita itu” aku segera memasrahkan segalanya, sekaligus pergi darinya. Aku sudah tidak mampu menampung air mataku lagi, yang akan terjatuh dengan hitungan menit,
“ Fahis...” panggilnya, yang berhasil membuat langkahku berhenti.
“ maafkan aku,”
“ besok 19 Agustus, tepat hari kemenangan. Terima kasih, telah mengukir luka di palung hati “ tegasku
Nah, karena mimpi tersebut. Akhirnya aku melamun. Aku mengingat semua kenangannya dan ingat akan kata-kata sebelum kita berpisah. Ternyata putusnya aku dengan Mr.DF mengundang mimpi yang membuat hatiku semakin sakit. Dan hari lebaran  ini terasa sepi, menyedihkan dan membosankan. Aku mencoba untuk tersenyum kepada keluarga yang telah berkumpul di Kmpung halamanku. Mereka terlihat ceria, mereka seperti tidak ada beban. Berkali-kali juga aku mencoba tersenyum dan melupakan tentang cinta, yang ku rasa belum saatnya aku terjun ke lembah itu. Namun, manusia sangatlah wajar apabila merasakan tentang cinta.
Hampir setiap malam bayangnya menghantuiku melewati mimpi, sehingga membuat perasaan terluka dan semakin  terluka. Lama-lama aku tak mampu menahannya. Aku tak mampu menahan sakit, yang benar-benar dalam. Aku berfikir, bahwa perpisahan kita sangatlah singkat tanpa alasan yang jelas. Akhirnya, pada tanggal 25 Agustus, aku berencana menemuinya.  Aku ingin menumpahkan segalanya, karena aku merasa tersiksa oleh kehadiran yang membuat hati bertanya-tanya tentang dirinya.
Ketika telah bertemu, aku segera tersenyum dan bertanya,
“kak, aku mau tahu kenapa kakak selingkuh,??? Dan  apa alasan kakak???? Tentang mati rasa, itu bukan alasan yang tepat bagiku”
Kali ini aku harus kuat dengan pernyataan yang mungkin dapat melukaiku lagi,
 “ karena aku ingin, kau membenciku” nadanya memang pelan, namun rautnya terlihat serius, aku sulit menjawab. Matanya pun  mencorong kebencian yang teramat dalam.
 “ mangsudnya??” aku terledak oleh katanya, aku sedikit amatir betanya
 “Assalamu’alaikum... ada apa kak Dyon??” tanya wanita bertubuh kecil, putih dan berambut panjang bergelombang, yang tiba-tiba datang di tengah pembicaraan kami,
 “ Wa’alaikum salam..” jawabku dengan bimbang
 “ hay... ayo sini, gabung sama Fahis.” Ajak Dyon kepada wanita itu, mimiknya berbeda ketika dia menyapa wanita itu dan bebicara kepadaku. Wanita itu di sapanya dengan ceria, sedangkan aku????? huffft....hati semakin bingung dan tidak mengerti, sepertinya dia mempunyai rencana yang dahsyat, mungkin hari ini aku akan menangis.
 “ maaf, ini siapa ya kak??” tanyaku ramah kepada Dyon
 “ aku ceweknya Mbak...” saut wanita di sebelahku itu. Aku hanya diam dan berusaha menahan perih hati,
 “ oh,.. namanya siapa???” tanyaku sopan
 “ aku Erna.. anak Walisongo pecangaan Jepara, itu lho Mbak????!!!” dia seperti mengingatkan akan lokasi belajarnya, yang tidak jauh dari lokasi belajarku juga, yaitu Troso.
 “ ooh....!?  lah, sekarang  kelas berapa mbak??”
 “ 3 SMP “ dia berhenti dan  berkata “ Mbak ini siapanya Kak Dyon ya???” tanyanya yang membuat aku bimbang untuk menjawab.
 “ teman “ jawabku “ kalian jadian kapan???” sambungku yang terlihat ceria
 “ 18 Juli, Mbak ”
 “ apa!!!” aku terkejut dengan  menggelengkan kepala. Lalu, aku menatap Mr.DF. Dia terlihat tenang melihatku seperti itu. Tak lama kemudian, dia menarikku ke tempat yang tak jauh dari lokasi kita bertiga kumpul. Dia membisikkan kata,
 “ maafkan aku dek,”
Lalu, dia pergi menghampiri wanita itu. Responku hanya tersenyum walau terpaksa ku ulas.
 “ iyah” pasrahku
Aku segera pulang dengan jeritan hati yang tak mampu ku keluarkan. aku bungkam oleh kata yang begitu menghujam, kejadian yang amat menyakitkan. Anehnya lagi di waktu kemarahan mulai membara, ada sebuah nomor yang tidak ku kenal menghubungi, aku mencoba mengangkatnya.
 “Assalamu’alaikum, maaf ini siapa???” aku sedikit kasar
 “ wa’alaikum salam, aku Erna,”
“ ada apa??” marahku mulai padam, dan mampu berucap halus
 “ Mbak, aku mau ngasih tahu hal yang harus embak ketahui,”
 “ apa???”
 “ Sebenarnya aku bukan ceweknya Kak Dyon, aku adiknya. Aku di suruh ngaku-ngaku di depan embak sebagai selingkuhanya, karena dia ingin jika embak membencinya. Kata dia, embak itu terlalu suci, dia merasa tidak pantas jika bersanding dengan embak. Dia minder dengan semangat embak yang begitu tinggi dalam menempuh sesuatu,  dia merasa embak terlalu cerdas merintih karier.  Dan selama embak di Pondok, dia merasa sepi. Kalau dia rindu, dia tidak bisa berbuat apa-apa, ingin bertemu sulit, ingin menghubungipun tidak bisa. Semua terasa menekan hidup. Selama kalian pacaran, embak tidak pernah mau tersentuh olehnya. Kalau di dekati, embak semakin menjauh. Setiap Kak Dyon berniat menggenggam tangan embak, dia tidak berani, karena baginya, embak terlalu sempurna. Terlalu suci dan terlalu baik. Embak adalah wanita tersuci yang pernah dia temukan di dalam kehidupannya.” Kata itu begitu dalam, terdengar menggebu-nggebu. sekaligus membuat otak berhenti berjalan. Aku segera mengepalkan tangan, tulangku terlihat putih, bahkan lebih putih dari kepalanku.
 “ dia juga merasa kalau dia benar-benar tidak pantas, dia tidak punya apa-apa. Dia merasa hidupnya tidak berati apa-apa untuk embak, dia merasa  lemah di hadapan embak.. Dia sangat mencintaimu Mbak...”
 “ suruh dia menemuiku besok di taman Jepara, pukul 09.00”
Aku tidak mau mendengar ocehan itu lagi, aku segera mematikan ponsel itu.
26 Agustus, aku bertatapan muka dengan Kak Dyon di Taman Jepara, tatapanya begitu tajam. Akupun membuka pembicaraan,
 “ Aku sudah tahu semuanya. Kamu bodoh!!!” tuturku dengan tatapan amarah.
Aneh , setelah berkata itu, tiba-tiba kepala  terasa pusing. Tapi, ku  coba menahannya
 “ wajahmu kok pucat??” tanyanya
 “ aku tidak apa-apa,” pura-puraku.
 aku merasa semakin lemah, tubuhku sudah tak kuat lagi. Lama-lama, hidungku juga mengeluarkan darah yang deras. Aku menunduk dan menutupi hidung.
 “ Fahis, kamu sakit??? Hidung kamu kenapa” tanyanya penuh  khawatir, dia berniat mengangkat kepalaku,
 “ oh, maaf. Aku lupa. Kamu kan tidak mau ku sentuh” dia menarik jemarinya kembali,
 “ tidak,” ucapku sambil mengeluarkan tissu, dan ku usapkan pada darah yang mengalir dari hidungku
 “ aku bantu boleh “ tawarnya
 “ aku mau pulang,”
“ aku antar ya??? Untuk kali ini saja. Keadaan kamu seperti ini his, kalau kamu pinsan di jalan bagaimana????”
“ sudah ku bilang, aku tidak apa-apa. Dan maaf, aku harus pulang. Kalau aku tetap di sini, bajuku nanti penuh darah dan berbau tidak enak. “
tanpa pikir panjang,  akupun segera melangkah pulang, aku tak memperdulikannya walau  di kejar dari belakang.
Sesampai di rumah, darah itu berhenti. Kemudian, aku membaringkan tubuhku di ranjang kamar. kaki terasa kaku, aku seperti lumpuh.  Kepala semakin sakit. Lama-lama, aku juga melihat ruangan menjadi buyar dan gelap. Aku mencoba membayangkan Mr.DF dengan mata yang terpejam, aku membayangkan senyumnya, aku juga mengingat kenangan manis darinya, agar aku tidak terlalu merasa pusing. Aku pun menuangkan kata di dalam hati, apakah lebih baik menjadi ke dua, tetapi selalu di utamakan, daripada menjadi yang pertama tetapi di dua kan??????????. Kata itu membayangiku, meskipun wanita itu berkata jika dia adalah adiknya, namun aku sempat berfikir begitu saat aku tahu dia berselingkuh.
Aku mulai tak sadarkan diri lagi. Mungkin aku pinsan, dan hari kemenangan ini, bisa ku pastikan kalau Sadness On The Day Of Victory itu ada dalam jiwaku, yang hari ini telah ku rasakan. Selamat tinggal Mr.DF, selamat tinggal cinta. Apabila kita berjodoh, aku yakin kau kan kembali dengan gaya dan pengakuan yang sempurna. Kita buktikan saja besok di hari yang akan di tentukan Tuhan nanti.


Kontributor: FasfahisShofhal Jamiil

39 komentar:

  1. wah.....
    ceritanya jempol,..
    jadi terharu, yang sabar ya mbak...

    BalasHapus
  2. so wonderfulll............
    tingkatkan kreasimu

    BalasHapus
  3. Siiippppp,,,teruskan berkreasi dalam berbagai genre cerita

    BalasHapus
  4. capek ngebaca.... hahahahah tapi bagus.. /010

    BalasHapus
  5. bagus banget dek,,,
    q tahu itu teramat menyakitkan...
    tetaplah berjuang,,,q tahu kamu bisa...

    BalasHapus
  6. itu sangt mnyakitkan apbila kau sllu mngingtnya

    BalasHapus
  7. sip deh pokoknya(: perfect:) lanjutkan bakatmu yahh?>>>>

    BalasHapus
  8. i love ur story, even it hurts you but stay strong... <3333333333

    BalasHapus
  9. kok ngomentnya gni'' ya??????
    haduuuh..... q eg bngung ndri

    BalasHapus
  10. wah.....
    ceritanya jempol,..
    jadi terharu, yang sabar ya mbak...

    BalasHapus
  11. so wonderfulll............
    tingkatkan kreasimu

    BalasHapus
  12. semoga mbak lebih sabr..
    q yakin semua sudah di atur kok

    BalasHapus
  13. itu sangt mnyakitkan apbila kau sllu mngingtnya

    BalasHapus
  14. walo keliru tapi aku merasa dan teman'' mrsa km lah yg terbaik
    km inspiratif

    BalasHapus
  15. sae, narasi n deskripsinya ngalir lancar. temanya hrs dibuat variasi sj

    BalasHapus
  16. terkadang mimpi menjadi nyata ,
    tapi percayalah, semua kan baik baik saja...
    jangn biarkan air mata km sia2 hnya kra mrka

    BalasHapus
  17. pengalamnmu sama sprtie pnglmnku his

    BalasHapus
  18. ceritanya mmg good, aku puas. tp q lbih sk klo km tu diem di pndok. buknya ue hfln???
    jgn trllu laaah mkirin yg tdk2.. pkirknlah 1,yait alquran.klo ue sbux tyuz ntar dy akn jd bumerang lo??? q tdk sk twe mmpryoritaskn tlisn wlo tu emg bakat. quw lbih sk km d alquran
    cuorry

    BalasHapus
  19. waaahhhh baguz sekali crpennya.....

    BalasHapus