Penulis: Muhaimin Al-Qudsy
Penerbit: Citra Risalah
Tahun Terbit: 2010
Jumlah Halaman: 136 halaman
Penerbit: Citra Risalah
Tahun Terbit: 2010
Jumlah Halaman: 136 halaman
Setiap kali kita berdoa, permohonan yang paling sering disampaikan kepada Allah swt adalah hasanah (kebaikan dan kesejahteraan di dunia, juga di akhirat). Terbukti, doa yang kita sampaikan kepada-Nya adalah doa yang dikenal dengan sapu jagad, yaitu sebagaimana dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 201, "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka".
Kesenangan hidup, harta melimpah, badan yang sehat, keluarga bahagia dan segala kenikmatan yang diterima sekarang ini merupakan hasanah di dunia. Diminta atau tidak, disadari atau bersikap cuek, disyukuri atau kufur terhadap nikmat yang diterima, manusia tetap akan menerima rahman Allah swt tersebut. Sedangkan yang merupakan dambaan setiap muslim beriman adalah hasanah di akhirat, yaitu syafa’at di hari kiamat, bebas dari siksa api neraka dan mendapatkan surga-Nya, serta dapat bertemu dengan Allah swt dengan curahan keridhaan-Nya. Kebaikan akhirat ini hanya dapat dinikmati orang-orang yang beriman dan bertakwa sebagai rahim Allah swt.
Di antara jalan untuk mendapatkan kebaikan dunia dan akhirat adalah sikap berbagi dengan sesama, yang dalam terminogi Islam disebut dengan sedekah. Dengan menyisihkan sebagian harta yang diperoleh untuk diberikan kepada yang berhak maka rahmat Allah swt, kesejahteraan, kebaikan dan kebahagiaan, insya Allah akan terwujud.
Perintah Allah swt untuk berbagi atau bersedekah, berlaku untuk semua hamba-Nya. Dalam kondisi apapun, perintah tersebut harus dilaksanakan, mempunyai harta sedikit atau banyak, dalam kondisi senang atau susah, mempunyai rezeki yang lapang maupun sempit, kita sangat dianjurkan untuk bersedekah. Sebagaimana firman Allah swt dalam surat Ali Imran ayat 134, “ (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit”.
Keberkahan pada harta akan mempengaruhi berkahnya hidup. Hidup yang berkah adalah hidup yang penuh dengan manfaat dan kecukupan walaupun secara matematis hartanya tidaklah mencukupi untuk kebutuhannya. Allah swt memberikan keberkahan kepada siapa saja yang beriman dan bertakwa. Apakah masuk akal, seorang tukang becak yang mempunyai penghasilan 30 ribu sehari (itu pun tidak pasti) dengan tiga anak dan satu istri masih mampu bertahan hidup dan tetap memegang teguh keimanan kepada Allah Ta’ala! Itulah rezeki yang berkah.
Harta yang berkah adalah harta yang didapat dengan cara yang halal, dan yang membawa manfaat tidak hanya bagi diri sendiri tapi juga bagi orang lain atau masyarakat sekitar. Sedikit saja harta yang kita miliki dan gunakan ada unsur ketidakhalalan maka keberkahan harta akan berkurang.
Semua hal tersebut didedah secara lengkap dengan bahasa yang sungguh memacu semangat di dalam buku Mendadak Kaya dengan Sedekah karya sahabat saya, Muhaimin Al-Qudsy. Bagi saya, buku ini benar-benar mampu menggugah kesadaran dan membangkitkan semangat untuk gear bersedekah. Dalam kerangka menyucikan harta, mewujudkan keberkahan rezeki, serta meraih keridhaan Allah swt sebagai hasanah di dunia dan akhirat. Dilengkapi dengan testimoni dan kisah nyata mereka yang telah merasakan keajaiban sedekah, menjadikan kita semakin percaya dan yakin untuk meneladani mereka.
Ingin mengkaji lebih dalam buku tersebut? Dapatkan di toko buku Gramedia terdekat. Jika kesulitan, saya siap membantu mendapatkannya dan mengirimkannya ke alamat Anda. Akhir kata, bersedekahlah karena sedekah itu menjadi kunci mengalirnya rezeki berlimpah dan penuh berkah!
Oleh: Irham Sya'roni
Tidak ada komentar:
Posting Komentar