Selasa, 18 September 2012

Mengatasi Masalah Tanpa masalah


Masalah? Wah, yang satu ini pasti akan dihindari. Siapapun pasti tidak ingin mengalami masalah. Saya sepakat sekali. Tapi, kalau masalah sudah datang, maka jangan lari. Karena masalah tidak akan pernah terselesaikan dengan cara ini, melainkan akan terus dan terus datang dan menyapamu “Hai!!”. Maka, satu-satunya jalan terbaik adalah, menghadapi.

Tentang hal ini saya punya prinsip, “tidak penting pada apa yang dihadapi, tapi yang penting adalah bagaimana menghadapi”. Lho kok begitu? Ini penjelasannya.

Orang yang tidak siap dengan pukulan akan terasa lebih sakit dipukul dibanding dengan orang yang sudah siap dengan pukulan. Kalau kamu memiliki kesadaran bahwa setiap pertemuan pasti ada perpisahan, setiap yang datang maka ada yang pergi, maka jika kamu berhenti dari pekerjaan, kamu kehilangan uang atau salah satu dari keluargamu ada yang meninggal, tentu kamu tidak akan jatuh terpuruk.

Saya ingat seorang teman yang uring-uringan gara-gara diputus pacarnya. Beberapa hari malas makan. Bawaannya murung terus. Sebentar-bentar nangis. Bahkan sempat terlontar di mulutnya mau bunuh diri. Duh, kasihan juga. Tapi ada lagi temanku, yang begitu diputus pacarnya, sempat nangis sebentar tapi setelah itu dia mengatakan “Life must go on. Jika dia memutuskan aku, berarti dia bukan yang terbaik untukku. Saatnya mencari yang terbaik.” Sama-sama diputus, tapi masing-masing punya pilihan yang berbeda. Yang satu menghadapi dengan penuh kepanikan. Kalau tidak ada si doi, dunia rasanya mau runtuh. Tapi yang lain mencoba untuk tetap tenang. Kalau dia nggak mau, ya udah cari yang lain.

Jadi menurut saya, tidak penting seberapa kecil atau seberapa besar masalah yang kamu terima, tapi yang penting adalah bagaimana kesiapanmu dalam menerima. Masalah yang kecil tapi kamu sendiri mudah panikan, maka masalah itu akan jadi besar. Dan meskipun masalah itu berat tapi kamu tetap tenang dan arif melihat masalah, maka masalahnya akan menjadi kecil. Ketakutan, kepanikan, kesedihan, kemarahan hanya akan membuat masalah semakin membesar. Jadi yang penting sekarang adalah bagaimana menghadapinya.

Dan satu hal yang perlu kamu sadari tentang ‘masalah’adalah ‘masalah’ sebagai proses pendewasaan diri. Sebagaimana yang saya tulis dalam tulisan sebelumnya (judul “Belajar dari pengalaman”), jika kamu mengalami satu masalah, itu berarti ada yang tidak beres dengan dirimu. Jangan salahkan orang lain dulu, tapi lakukan koreksi diri. Lihatlah masalah dari segala sisi, bahkan dari sisi yang berlawanan yang tidak berpihak padamu. Pelajari itu, maka dengan sendirinya kamu akan belajar mengatasi sesuatu yang tidak beres di dirimu. Masalah, jika kamu tahu, adalah proses untuk menjadikan hidupmu lebih baik. Masalah tidak dicari, tapi ketika datang, sambutlah dengan senyum. Karena ini artinya kamu akan mendapatkan pembelajaran lagi tentang hidup.

Nah, berikut ini strategi yang bisa kamu pelajari dan kamu terapkan saat menghadapi masalah. Pertama, sikap pertama yang perlu ditumbuhkan setiap menghadapi masalah adalah tenang. Seperti yang saya jelaskan sebelumnya bahwa ketakutan, kepanikan, kesedihan, kemarahan hanya akan membuat masalah semakin membesar. Dengan tetap tenang, kamu bisa melihat masalah dengan jernih dan menyelesaikannya dengan kejernihan pula. Tapi jika sulit, tidak masalah untuk sesaat kamu lepaskan semua emosi marah, sedih, jengkel dan lain sebagainya. Tapi kemudian belajarlah untuk tenang. Jangan ambil keputusan atau jalan keluar apapun saat kamu sedang emosional. Kalau perlu cobalah ambil jarak dari masalah itu beberapa saat, hingga kamu benar-benar tenang. Dan setelah keadaan tenang, baru berpikir mencari jalan keluar.

Dan bagaimana caranya untuk tetap tenang saat menghadapi masalah? Ini sangat terkait dengan kesadaran yang sudah terbangun sebelumnya. Di samping butuh latihan-latihan mengolah pikiran dan perasaan. Suatu saat nanti, saya akan menjelaskan hal ini.

Kedua, saat kamu sudah mulai tenang, cobalah melihat masalah dari segala sisi. Baik sisi yang menguntungkan dirimu maupun yang merugikanmu. Coba tempatkan masalah dan dirimu yang bermasalah tersebut di satu tempat dan kamu yang melihat masalah tersebut di tempat yang lain. Butuh kejujuran dan keberanian di sini. Jujur dengan diri sendiri dan berani mengemukakan kemungkinan-kemungkinan jawaban meski itu akan menyalahkan diri sendiri. Kalau perlu curhat dengan teman tidak masalah. Dan ketika kamu sudah menemukan jawabannya, maka belajarlah dari pengalaman tersebut. Jangan sampai masalah terjadi dua kali.

Jika masalah itu karena kesalahan dirimu, dan kamu belajar untuk mengatasinya, maka bersyukurlah, karena dirimu semakin dewasa dan semakin menjadi pribadi yang lebih baik. Tapi jika kamu tidak belajar dari pengalaman ini, percayalah suatu saat nanti masalah ini akan datang kembali kepadamu. Sampai dimana hatimu menjadi beku dan tertutup, tidak mau berubah.

Kontributor: Ira Sasmita

Sumber gambar dari sini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar