Kamis, 20 September 2012

Kisah Rama dan Arimba

Rama dan Arimba, mereka telah bersahabat sejak lama. Saling memahami, menghormati, dan menghargai, juga saling menolong, itulah yang terbentuk secara kuat dalam persahabatan mereka.
Namun, sebagai manusia biasa, kadang terjadi peristiwa-peristiwa kecil yang tidak mengenakkan. Seperti yang terjadi hari itu, saat mereka sedang asyik bermain di pantai. Mulanya mereka tertawa riang dan bersenda gurau. Tapi, entah karena apa, tiba-tiba Rama marah lalu memukul kepala Arimba.
Arimba diam tanpa memberikan sedikit pun perlawanan dan balasan. Karena dia sadar, ada keterlepasan gurauannya yang sehingga menyinggung perasaan sahabatnya. Arimba lalu meraih sepotong kayu untuk menuliskan sesuatu di atas pasir pantai.
Sahabatku Telah Memukulku begitu tulisnya.
Pada hari yang lain, mereka bermain di kebun kelapa. Mereka bermain riang di sana hingga terdengar riuh oleh canda dan tawa mereka. Tiba-tiba, beberapa buah kelapa tua lepas dari tangkainya lalu jatuh. Beruntung, Rama segera menyambar tubuh Arimba sehingga ia tidak tertimpa buah itu. “Terima kasih, Rama, sahabatku, engkau telah menyelamatkan aku,” ucap Arimba.
Esok harinya, ketika mereka kembali bertemu, Arimba menghadiahkan sebongkah batu kepada Rama. Di sana terpahat tulisan: “Sahabatku Telah Menolongku.”
Batu itu membuat Rama terharu. “Me­ngapa dulu ketika aku memukulmu, kamu hanya me­nuliskannya di atas pasir? Tetapi, ketika aku menolong­mu, kamu memahatkannya di atas batu?” tanya Rama.
“Keburukan yang tertulis di atas pasir mudah lenyap tersapu ombak sehingga aku tidak lagi mengingatnya. Sementara kebaikan yang terpahat di atas batu itu akan tetap ada di sana.  sehingga aku tidak mudah melupakannya.”
~*~

Pesan Moral
Adik-adik, dari cerita ini kita bisa belajar, jangan sampai kita mengabaikan seribu kebaikan orang lain hanya karena satu keburukan yang mungkin tidak sengaja ia lakukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar