Di padang rumput yang berada di kaki-kaki barisan pegunungan tinggi di
Mongolia. Kawanan rubah telah mengangkat pimpinan mereka yang baru. Dia adalah
seekor rubah muda yang kekar dan kuat. Kawanan rubah itu berharap bahwa sang
pemimpin akan mampu memberikan perlindungan mereka dari segala macam serangan
lawan. Termasuk yang paling mereka takuti adalah serangan dari kawanan serigala
yang kerap menyergap secara tiba-tiba.
“Hidup ketua kita!”
“Hidup pelindung kita!” Mereka mengelu-elukan pimpinan mereka yang baru
itu.
Kabar tentang pimpinan rubah yang baru itu dengan cepat menyebar ke
kawanan serigala. “Hmmm…rupanya kini mereka telah memiliki pemimpin,” pemimpin
serigala mendengus geram. “Kita perlu coba seperti apa sepak terjang pemimpin
rubah yang baru itu!”
“Menurut kabar berita, pemimpin baru itu sangat pemberani dan kuat,”
seekor serigala dengan bulu putih keabuan angkat bicara.
“Jangan sebut-sebut keberaniannya di hadapanku!” hardik sang pemimpin
serigala terhadap anak buahnya. “Apa kamu kira aku akan takut? Tidak! Bagaimana
pun, kita harus uji seberapa besar nyali dan kekuatan rubah muda itu.”
“Maafkan aku, Pimpinan. Bukan maksudku untuk meremehkan keberanian dan
kekuatanmu,” serigala putih keabuan itu tertunduk.
“Kabarkan kepada yang lain, besok kita akan berburu.”
Keesokan harinya, di lembah yang luas berumput itu, yang diselingi
bebukitan kecil dan dikelilingi pegunungan tinggi menjulang berbalut salju,
kawanan serigala bergerombol. Mereka menunggu kawanan rubah yang biasa melintas
di sana.
“Ha…ha…ha…!” tiba-tiba pimpinan rubah muncul dan berdiri di belakang
mereka. “Dasar pengecut! Kalian beraninya hanya menyergap kami secara
keroyokan.”
“Diamlah! Jaga mulutmu!” bentak pimpinan serigala.
“Oh, kamulah rupanya pimpinan serigala-serigala memalukan ini,” ejek
rubah muda. “Cukup sudah kalian mengganggu dan menyerang kami.”
Lalu, Si rubah muda menantang pimpinan serigala untuk bertarung satu
lawan satu dengan dirinya. “Begini, jika aku kalah, kupersilahkan kalian
memangsa seluruh anak buahku. Tapi, jika pimpinan kalian kalah. Kalian harus
berjanji untuk tidak mengganggu kami selama-lamanya.”
“Hmmm…tawaran yang sangat menarik,” pikir pimpinan serigala.
Dan, terjadilah duel seru dan menegangkan di antara kedua pimpinan itu.
Meski pimpinan serigala cukup berpengalaman, tapi dia tetap tak bisa menandingi
Si rubah muda itu.
“Aku menyerah!” teriak pimpinan serigala. Kelelahan nampak dari wajahnya.
Nafasnya ngos-ngosan. Dan, bulu-bulunya yang indah kini acak-acakan.
Si rubah muda keluar sebagai pemenang. Dan sejak saat itu, kawanan
serigala, sebagaimana terikat dengan perjaanjian, mereka tak pernah lagi
menganggu kawanan rubah.
***
Pesan
Moral
Nah, adik-adik! Apa yang kita bisa kita ambil sebagai
pelajaran dari kisah di atas? Ada yang tahu? Ya, betul sekali! Kisah tersebut
adalah tentang bagaimana sikap yang harus diambil oleh seorang pemimpin.
Seorang pemimpin itu harus memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Ia tidak
takut dan tunduk begitu saja terhadap lawan. Dan, yang paling penting, ia
memiliki tekad melindungi dan mengayomi anak buahnya, atau rakyatnya.
*) Puji Astuti : Sleman, Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar