Mata pencaharian dari ibu itu adalah mencari
sayur-sayuran dan daun-daunan di hutan. Sejak suaminya meninggal ia harus
bekerja membanting tulang mencari nafkah untuk menghidupi ia dan anaknya. Sedangkan
anaknya sangat pemalas, setiap hari kerjanya berleha-leha sambil mematut diri
di depan cermin.
Suatu hari si ibu mengingatkan “Nak, tolong bantu ibu” anaknya cuma menjawab “
malas ah, nanti tanganku kasar dan kulitku jadi hitam'' si ibu hanya bisa
mengurut dada.
Di sebuah kerajaan yang sangat makmur, hiduplah seorang raja beserta permaisuri dan anaknya yang tampan. Raja itu memerintah dengan adil dan bijaksana, sehingga rakyatnya makmur dan sejahtera.
Di sebuah kerajaan yang sangat makmur, hiduplah seorang raja beserta permaisuri dan anaknya yang tampan. Raja itu memerintah dengan adil dan bijaksana, sehingga rakyatnya makmur dan sejahtera.
Hanya satu yang membuat raja risau karena
anaknya belum punya calon istri, . Banyak calon yang diajukan ke sang pangeran
belum merasa cocok.
Suatu hari sang raja berkata pada anaknya ”Nak
ayah ingin agar engkau segera menikah, sebenarnya perempuan sepertia apa yang
kamu inginkan?” terus sang pangeran menjawab “aku belum menemukan yang cocok
ayah, kalau begitu ijinkan aku berkelana untuk mencarinya sendiri” sang rajapun
mengiijinkan.
Maka keesokan harinya berangkatlah pangeran
diri, ia menyamar menjadi pengembara dengan memakai pakaian rakyat jelata.
Desa demi desa, kota demi kota, telah ia
jelajahi, ia tetap belum menemukan apa yang diharapkannya.
Saat senja tiba, tibalah ia di sebuah rumah
di pinggiir hutan, karena kemalaman ia berniat menginap di rumah itu. Sesaat
setelah mengetuk pintu, keluarlah seorang gadis yang sangat cantik, pangeran
terpana melihhat gadis itu, iapun dipersilakan masuk ia minta ijin pada ibu
gadis itu untuk mnginap barang semalam, dan ibu si gadis itu mengijinkan.
Keesokan paginya si ibu bersiap pergi ke hutan. Sang pangeranpun berubah pikiran, ia ingin menginap beberapa hari ia ingin mengamati perangai gadis itu.
Keesokan paginya si ibu bersiap pergi ke hutan. Sang pangeranpun berubah pikiran, ia ingin menginap beberapa hari ia ingin mengamati perangai gadis itu.
Si pangeran ikut si ibu tua ke hutan, untuk
mencari sayur-sayuran dan kayu bakar, setelah terkumpul cukup banyak, kemudian
dibawa ke kota untuk dijual.
Akhirnya sang pangeran berpamitan pulang ,
ia berganti baju dengan memakai baju kerajaan. Maka terperangahlah si ibu dan
anak itu kalau yang menginap selama ini seorang pangeran, merekapun bertutur
untuk memberi hormat.
“Ibu, saya pamit pulang, saya sebenarnya
seorang pangeran yang sedang mencari istri, saya merasa tertarik pada anak ibu,
tapi saya kecewa dengan perangai anak itu”
Sepeninggal pangeran, sadarlah si gadis
akan sikapnya selama ini, ia memeluk ibunya
Sambil menangis tersedu-sedu minta maaf dan
berjanji akan merubah sifatnya yang buruk, si ibu merasa lega.
Sejak saat itu si gadis berubah perangainya
menjadi rajin dan suka membantu ibunya.
Tiga bulan kemudian sang pangeran datang
lagi, ke rumah gadis itu, alangkah senangnya si ibu dan si gadis mereka menyambutnya
dengan suka cita.
Singkat cerita, si ibu dan si gadis diboyong
ke istana seminggu kemudian mereka menikah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar