Kawul adalah seorang
anak dari Kerajaan Salakanagara. Dia merupakan murid kelas Jagat Karana di
Sekolah Yogiswara. Kawul mempunyai dua orang sahabat bernama Dhari Listu dan
Widuatmala. Sebenarnya dikelas Kawul, masih ada beberapa anak lain yang sama-sama menjadi murid kelas
Jagat Karana. Namun mereka kerap mengejek dan mengerjai Kawul di kelas.
Mereka mengejek dan
menjauhi Kawul disebabkan oleh bentuk fisik Kawul yang sangat gemuk. Ditambah
lagi sikap Kawul yang cenderung lambat dalam segala hal. Saat olah raga lari
misalnya, Kawul selalu menjadi murid terakhir yang menyentuh garis finis.
Makanya teman-teman menjadi enggan kalau harus satu kelompok dengan Kawul.
Hanya Dhari Listu dan
Widuatmala lah yang berkenan menjadi teman Kawul. Ketiganya menjadi sahabat
baik di dalam dan diluar kelas. Bila Kawul diejek dan dikerjai teman-teman yang
lain, mereka yang kerap membela Kawul. Sehingga Kawul tidak merasa terasing
dikelas.
Sebenarnya Kawul ingin
seperti teman-teman yang lain juga. Bertubuh langsing dan gesit. Tapi seingat
Kawul, dirinya sudah gemuk sejak lahir. Padahal makannya tetap seperti anak
lain seusianya juga. Tidak berlebihan. Kata ibu dan ayah Kawul, dia keturunan
gemuk. Tulangnya besar. Makanya tubuhnya juga ikut gemuk.
Hal yang dikatakan orang
tua Kawul, benar adanya. Ayah dan ibu Kawul memang bertubuh besar dan gemuk.
Dua orang kakak Kawul juga bertubuh gemuk. Kakek dan neneknya juga sama besar.
Orang tua Kawul sering berpesan untuk membesarkan hati Kawul, bahwa dia harus
bersyukur dengan keadaan tubuhnya sendiri. Tak perlu malu menjadi orang gemuk.
Yang penting tetap sehat dan berguna bagi orang banyak.
Dengan tubuhnya yang
seperti itu, Kawul menjadi terkesan lamban dibanding teman-temannya yang lain.
Padahal bukan maksud Kawul seperti itu. Dia sudah berusaha untuk berlari lebih
cepat. Namun tetap saja selalu menjadi yang terakhir mencapai garis finis. Pernah
Kawul meminta dibuatkan jadwal diet untuk mengurangi berat tubuhnya. Setelah
dijalankan sebulan, ternyata malah dirinya menjadi sakit. Kata dokter, dietnya
terlalu ketat. Apalagi usia Kawul belum waktunya untuk menjalani diet. Tubuhnya
masih dalam masa pertumbuhan. Jadi masih banyak asupan makanan yang diperlukan
untuk menjadikannya berkembang sesuai usianya. Untuk melakukan diet kembali,
harus menunggu usia Kawul mencukupi agar tidak memberikan efek samping yang
buruk.
Dibalik kekurangannya
itu, Kawul mempunyai kelebihan lain. Otaknya memang tidak sangat cerdas seperti
Dhari Listu, tapi semua pekerjaan yang dilakukan Kawul selalu menjadi yang
paling rapi dibanding murid lain. Tulisannya sangat rapi, hasil prakaryanya
juga lebih rapi. Itu semua karena kawul termasuk anak yang telaten dan sabar
kalau mengerjakan sesuatu.
Meskipun hasil pekerjaan
Kawul selalu menjadi yang terakhir saat dikumpulkan, namun gurunya tak pernah
kecewa dengan hasil yang dikerjakannya. Pekerjaan Kawul selalu mendapat nilai
sempurna. Kawul tak pernah patah semangat untuk belajar dan mempersembahkan
hasil terbaiknya. Walau kebanyakan teman-temannya mengejek dan menjauhi dia.
Dhari Listu dan
Widuatmala bersahabat dengan Kawul bukan karena kasihan, tapi karena
prestasinya juga. Bila Dhari Listu sangat pintar dan cerdas, Widuatmala gesit
dan pemberani, maka Kawul melengkapi kelompok mereka dengan sifatnya yang
telaten dan sabar. Makanya ketiganya bisa saling mengisi satu sama lain.
Bersahabat dan bekerjasama agar mendapatkan ilmu yang berguna disekolahnya.
Tentu bukan bekerja sama
untuk saling contek saat ulangan. Tapi bekerjasama dalam hal belajar. Sama-sama
memecahkan pelajaran yang sulit. Berlatih soal-soal ulangan atau menghafal
pelajaran bersama.
Dengan kekompakan Kawul,
Dhari Listu dan Widuatmala, semua murid sekolah Yogiswara menjadi segan dan
menghormati ketiganya. Mereka mengenal ketiganya sebagai trio yang cukup
berprestasi di sekolah.
~*~
Pesan Moral
Kisah ini mengajarkan kita agar
tidak mengejek dan menjauhi teman yang mempunyai fisik berbeda dengan kita.
Karena di balik keterbatasan yang mereka miliki, sejatinya ada kelebihan-kelebihan
lain yang justru tidka kita miliki.
*) Deddy K. Sumirta : Sumedang, Jawa
Barat.
Sumber gambar dari sini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar