Pada
suatu hari, di siang hari yang terik Kerbau tengah berjalan menuju sungai. Di
pinggir sungai didengarnya suara rintihan minta tolong dengan suara parau.
Siapa gerangan yang meminta tolong itu, sepertinya dia sangat kesakitan, pikir
Kerbau. Kerbau mencari-cari sumber suara rintihan minta tolong itu. Ternyata
suara rintihan minta tolong itu berasal dari seekor Buaya yang tertimpa pohon.
“Hai, Kerbau! Tolong aku, aku sudah tertimpa pohon
ini sejak pagi. Semua badanku sakit rasanya, aku tak bisa bergerak
kemana-mana,” ujar Buaya meminta pertolongan.
“Kasihan sekali kau Buaya, baiklah aku akan
menolongmu,” kerbau yang baik hati langsung tergerak hatinya untuk menolong.
Kerbau menggunakan tanduknya untuk memindahkan pohon
yang menimpa buaya. “Siap ya, bismillahirrahmaanirrahiiim, satu….dua…tiga….,”
kerbau memberikan aba-aba saat memindahkan pohon.
Buaya merasa senang, pohon yang sejak tadi pagi
menindihnya kini telah berhasil disingkirkan oleh kerbau. Buaya merasa senang
sekali karena ia bisa bergerak dengan bebas sekarang.
Sesaat setelah terbebas dari himpitan pohon, Buaya
tiba-tiba merasa lapar. Dilihatnya tubuh
Kerbau yang gemuk dan kekar. Kelihatannya Kerbau ini sangat lezat jika
disantap, pikirnya. Tanpa aba-aba Buaya langsung menerkam Kerbau.
Mengetahui adanya serangan dari Buaya, Kerbau segera
melawan sambil menghardik, “Dasar kau Buaya tak tahu terima kasih!”. Buaya yang
kelaparan tak menghiraukan ucapan Kerbau. “Dari pagi aku belum makan dan sangat
lapar, salahmu sendiri mengantarkan nyawamu padaku,” ucapnya.
Di tengah pertempuran yang sengit
antara Kerbau dan Buaya tiba-tiba Kancil datang menghampiri mereka.
“Hei,..hei,.. apa yang kalian lakukan?, Buaya lepaskan Kerbau!”, kata kancil
dengan nada memerintah.
“Hei Kancil kecil, beraninya kau memerintahku. Apa
kau mau jadi santapanku juga?” tanya buaya marah.
“Bukan maksudku begitu, Tuan Buaya. Aku hanya ingin
tahu apa yang sebenarnya terjadi. Kenapa kalian berdua bertengkar di pinggir
sungai seperti ini?” ungkap Kancil pura-pura bodoh dan tidak mengerti.
Buaya kemudian melepaskan Kerbau dan menceritakan
apa yang terjadi. Kancil pura-pura tidak mengerti akan cerita Buaya dan meminta
Buaya dan Kerbau mempraktekan kejadiannya sekali lagi. Kerbau kemudian
menimpakan pohon ke punggung Buaya, sama persis seperti ketika kerbau menemukannya
meminta tolong tadi.
“Kira-kira tadi posisinya seperti ini,” ungkap Kerbau.
Kancil kemudian mengajak Kerbau pergi meninggalkan buaya
seorang diri. “Kita tinggalkan saja Buaya yang tidak tahu terima kasih ini,”
kata Kancil pada Kerbau.
Rupanya sejak tadi kancil melihat apa yang terjadi
pada Kerbau dan Buaya dari kejauhan. Melihat Kerbau yang baik hati akan
disantap oleh Buaya, Kancil tergerak hatinya untuk menyelamatkan Kerbau dengan
kecerdikannya.
Buaya akhirnya kembali terhimpit pohon yang besar di
pinggir sungai. Sikapnya yang tidak tahu terima kasih dan malah ingin
mencelakakan orang yang menolongnya membuatnya kembali terhimpit pohon seperti
semula.
~*~
Pesan Moral
Kita
sebagai manusia harus tahu berterima kasih kepada orang yang telah menolong
kita. Jika kita berniat akan mencelakakan orang yang telah menolong kita, maka
kita sendiri yang akan menuai akibat buruknya.
Sumber gambar dari sini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar