Semua orang memang bisa menulis, namun tak semua orang mampu menciptakan karya tulis yang bagus, bermanfaat, dan syarat ilmu. Seperti halnya sekumpulan guru-guru dari Desa Purwobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Guru-guru ini memiliki impian dan tujuan yang sama, menjadi seorang penulis. Kesamaan hobi, mempertemukan dan menyatukan mereka dalam satu lingkaran kegiatan menulis.
Berawal dari perbincangan ringan antara guru-guru tersebut, akhirnya ditemukan salah satu perbincangan menarik. Kesamaan mimpi dan obsesi menjadi penulis akhirnya menyatukan mereka. Pada 2006, terbentuklah sebuah komunitas Forum Kajian Lereng Merapi (For KaLeM).
Komunitas ini dikomandani oleh Irham Sya’roni yang berprofesi sebagai guru di Darul-Hikmah Islamic Boarding School. Bersama dengan teman seprofesinya, ia membentuk forum diskusi tentang dunia literasi.
"Dengan satu kalimat motivasi kami, Jika sudah memunyai mimpi, mengapa tidak diwujudkan? Ya, memang itulah yang membuat kami bertekad mewujudkan mimpi kami menjadi penulis," ujar Irham saat dihubungi Koran Jakarta beberapa waktu lalu.
"Saat itu, kami menggelar forum diskusi mengenai literasi belum memiliki tempat dan nama forum. Kadang warung kopi dijadikan tempat asyik untuk diskusi, kadang area kampus UNY (Universitas Negeri Yogyakarta), sampai akhirnya tercetus sebuah nama yang pas untuk forum kami, yaitu Forum Kajian Lereng Merapi (For KaLeM)," jelas Irham.
Dengan bekal mimpi dan obsesi yang menggebu-gebu, mereka terus mengasah dan saling membuktikan satu sama lain, bahwa mereka mampu menyadang sebutan 'Penulis' nantinya. Hal yang pertama mereka ingin taklukan adalah bisa turut menulis dan mengisi kolom dalam berbagai media cetak, baik lokal maupun nasional.
Memang tak semua tulisan dari mereka mampu menembus kolom media cetak, hanya sebagian dari mereka yang tulisannya mampu terpampang di surat kabar.
Semangat dan mimpi menjadi seorang penulis tetap menjadi prioritas utama pada diri Irham Sya'roni. Sekalipun teman-temannya pesimis, namun Irham tak gentar menulis, dan tetap menjadi kontributor di media cetak.
Walaupun hanya sekedar menulis opini mengenai nasional, politik dan sosial, tetap membuatnya semakin terus mengembangkan hobinya tersebut.
"Memang, menjadi seorang penulis bukanlah sesuatu yang mudah, bakat menulis jika tidak ditunjang dengan niat, tak akan berjalan lama, dan mungkin akan pupus karena menjadi pesimistis," ucap Irham. Kendala Berguguran satu per satu, itulah yang dihadapi oleh For KaLeM.
Kesulitan menciptakan karya tulisan walaupun sebuah opini, nyatanya tak selalu membuat sebagian anggota For KaLeM ini selalu dimuat tulisannya. Hanya beberapa dari mereka yang berhasil memuat tulisan opininya dan menjadi kontributor media cetak.
"Banyaknya tulisan mereka yang tidak sampai dimuat di media cetak, akhirnya menimbulkan pesimistis pada diri mereka, satu per satu gugur dan meninggalkan apa yang menjadi impian dan tujuan kita saat itu, namun saya tetap bertahan," ujar Irham. Akhirnya, hanya beberapa nama yang tersisa dalam For KaLeM, yakni Irham Sya’roni, Bilif Abduh, Ulfah Nurhidayah, dan Muhaimin.
Alhamdulillah, hampir setiap bulan tulisan mereka selalu mengisi kolom opini, resensi, cerpen, dan lain-lain di media massa cetak lokal maupun nasional.
"Menjadi penulis koran ternyata tidak membuat puas, dan obsesi kami tidak berhenti sampai di situ. Mimpi kami terus berlanjut, selain menjadi penulis koran, kami menargetkan pula menjadi penulis buku," papar Irham.
Walaupun tersisa berdua dengan temannya, pada akhir 2007, Irham dan temannya mulai mencoba menulis buku. Awalnya Irham dan kawan-kawan mengumpulkan resensi-resensi tulisannya, yang kemudian dijadikan dalam bentuk buku.
"Rasa pesimistis untuk menulis buku menggugurkan kembali dua teman saya, dan akhirnya hanya tinggal saya dan satu kawan saya. Kami berdua akhirnya terus berusaha, sampai akhirnya ada penerbit yang tertarik dengan tulisan-tulisan kami," cerita Irham pada Koran Jakarta.
"Nothing is impossible, tidak ada yang tidak mungkin! Maka bergeraklah kami mewujudkan mimpi itu. Alhamdulillah, Allah SWT memberikan jalan yang tidak begitu sulit kepada kami. Beberapa penerbit menghubungi kami untuk memberikan order menerjemah (Arab dan Inggris) dan menulis naskah buku," terang Irham dengan nada senang.
Dari satu kalimat dan pekikan "Wow, benar-benar karya emas ini, Kawan!" akhirnya terinspirasi untuk mengubah nama For KaLeM. Pada 2009, lahirlah nama baru untuk mereka, Komunitas Tinta Emas atau KomTE. Sejak berdirinya KomTE, konsentrasi mereka menjadi lebih terfokus pada penulisan naskah buku.
Banyak sekali pekerjaan menulis yang harus mereka selesaikan sesuai dengan deadline. Dengan personel yang tidak banyak, tentu berat bagi mereka menyelesaikan pekerjaan yang kian menumpuk itu. Solusinya, mereka merekrut anggota baru untuk membantu merealisasikan semua pekerjaan itu.
"Alhamdulillah, atas pertolongan dan kekuasaan Allah Swt, KomTE berhasil mencetak dan mengorbitkan nama-nama penulis baru," ungkap Irham senang. Sampai saat ini, anggota KomTE yang terdata ada sekitar 50 orang ditambah beberapa anggota KomTE yang terdapat di luar wilayah Jawa.
Mereka yang berasal dari luar Jawa adalah mereka yang turut bergabung via online dari situs-situs online yang disediakan KomTE, yaitu website, Facebook, dan Email Yahoo.
Karya
SELAIN artikel dan beragam tulisan di media massa cetak lokal maupun nasional, karya KomTE yang berupa buku ternyata cukup banyak. Berikut adalah contoh karya anggota KomTE yang telah diterbitkan.
Terjemahan
Lenyapnya Israel di Tahun 2022 (Citra Risalah: 2008) Pengalaman Salat Pertamaku sehingga Menjadi Candu Bagiku (Citra Risalah: 2008) Menyingkap Dimensi Keabadian sang Nabi dalam Perspektif Injil dan Barat (Citra Risalah: 2008) Muhammad Makhluk Paling Mulia (Citra Risalah: 2008).
Editing
Misteri Ruh (Citra Risalah: 2008) Kisah Teladan Sepanjang Zaman (Citra Risalah: 2008) Ringkasan Ihya’ Ulumiddin (Citra Risalah: 2008).
Naskah
Cerita Teladan yang Menakjubkan dalam Al-Qur’an (Idea World Kidz: 2008) Around The World (Idea World Kidz: 2008) Al-Qur’an Kitabku Seri 1 (Idea World Kidz: 2008) Al-Qur’an Kitabku Seri 2 (Idea World Kidz: 2011)
Banyak karya KomTE yang tergolong sukses, baik bertema agama, pendidikan, parenting, maupun anak-anak. Di antara buku anak-anak yang paling laris di pasar adalah Around the World dan Nina Bobo. Yang disebut terakhir adalah buku yang berisikan tentang motivasi untuk anak-anak.
Cara Bergabung
CARA bergabung dengan KomTE sangatlah mudah. Anda hanya cukup memiliki niat untuk menulis dan jadi penulis. Jadi, KomTe sangat membuka peluang dan membantu siapa saja yang berniat dan bercita-cita menjadi seorang penulis. KomTE pun tidak memungut biaya kepada calon anggotanya.
Minimal mereka yang ingin bergabung harus mempunyai niat dan kecintaan menulis sehingga tidak mudah lesu ketika harus belajar menulis dan berjuang untuk menjadi penulis.
Jika berminat, Anda cukup datang ke Jalan Makam Sewu RT 05 Ngeblak, Wijirejo, Pandak, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Contact person: 0819 11 9999 53 atau 0819 11 9999 54.
Bagi yang di luar Yogyakarta, Anda tetap bisa bergabung via online, sebagaimana tertera pada website KomTE www.timkomte.com. Atau bisa juga kirim email ke tim_komte@yahoo.co.id
Tulisan ini disalin dari http://koran-jakarta.com/index.php/detail/view01/98753
Tidak ada komentar:
Posting Komentar