Kamis, 02 Agustus 2012

Saling Ketergantungan

Lampung Post, 23 Jun 2010. Fadhilatun Hayatunnufus, S.Pd: Staf Pengkajian Kantor Bahasa Provinsi Lampung.


Sumber Gambar
“DITANYA soal masih perhatiannya Nana pada Imam yang notebene mantan suami, Nana mengatakan bahwa sebetulnya mereka saling ketergantungan. Namun karena keadaan Imam yang tidak bisa dikendalikan, dirinya memutuskan pisah.”

Begitulah kata-kata yang diucapkan selebritas kita Nana Mardiana yang saya dengar di sebuah acara televisi. Salah satu tuturan yang diucapkan oleh selebritas tersebut adalah kata saling ketergantungan. Sepintas tidak ada yang salah dengan kata saling ketergantungan, tetapi coba kita perhatikan kembali apakah kata saling ketergantungan merupakan sebuah tuturan yang benar untuk diucapkan.

Dalam KBBI (985: 2001) kata saling berarti kata untuk menerangkan perbuatan yang berbalas-balasan. Kata saling juga dapat berarti bentuk bahasa yang menunjukkan makna timbal balik atau berbalas-balasan (bersambut-sambutan atau dari dua belah pihak). Contohnya dalam kalimat: “Dalam hidup beragama kita harus saling menghargai”.

Sedangkan kata ketergantungan bermakna (hal) perbuatan tergantung, perihal hubungan sosial seseorang yang tergantung kepada orang lain, seseorang, badan, dan sebagainya yang belum dapat mandiri. Contoh dalam kalimat: “Sammy mengatakan bahwa ia baru sekali memakai sabu-sabu dan belum ketergantungan”. Kata ketergantungan tergolong dalam kelas kata benda (nomina). Kata yang sejenis itu misalnya, keterkaitan dari kata kait (nomina).

Kata saling lazimnya dipadankan dengan kata kerja yang menyatakan tindakan/perbuatan, proses, gerak, keadaan atau terjadinya sesuatu, misalnya, saling memeluk, saling memukul, saling meninju, saling memasuki, saling menyakiti, saling menghormati, saling menghargai, saling melihat, saling membagi, saling memberi, saling menafkahi, dan sebagainya. Kita tidak pernah mendengar atau melihat kata saling yang dipadankan dengan kata benda.

Apabila kita menambahkan kata saling di depan kata benda, pasti kata-kata itu menjadi rancu. Tidak pernah ada kata saling ketergantungan. Akan tetapi, selama ini kita masih sering melihat dan mendengar kata saling ketergantungan yang dituliskan ataupun diucapkan. Seharusnya kata saling ketergantungan tersebut diubah menjadi saling bergantung.

Dalam morfologi kata bergantung tergolong kelas kata kerja yang bermakna (1) bersangkut atau berkait pada sesuatu yang lebih tinggi, (2) berpegang, (3) menyandarkan diri kepada, (4) terikat pada (kekuasaan, kemauan, keadaan, dll).

Nah, dengan begitu kata bergantung yang pantas disandingkan dengan kata saling karena kata bergantung tergolong kelas kata kerja (verba), bukan kata ketergantungan yang tergolong kata benda (nomina).

Selain kata saling ketergantungan yang salah dalam penggunaannya, ada juga kata saling pengertian. Kata pengertian dalam KBBI berasal dari kata dasar erti atau arti yang maknanya adalah gambaran atau pengetahuan tentang sesuatu di dalam pikiran atau pemahaman.

Contohnya dalam kalimat: “Orang tua itu dengan sabar menanamkan pengertian tentang norma-norma agama kepada anak-anaknya. Kata pengertian tergolong dalam kelas kata benda (nomina) sama dengan kelas kata dasarnya, erti atau arti.

Seharusnya kata saling pengertian tersebut diubah menjadi saling mengerti yang tergolong kelas kata kerja yang bermakna (telah dapat) menangkap (memahami, tahu) apa yang dimaksud oleh sesuatu atau paham karena kata saling lazimnya dipadankan dengan kata kerja. Jadi jika selama ini kita menggunakan kata saling pengertian sebaiknya diubah menjadi saling mengerti.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar