Selasa, 03 Mei 2016

Fungsi dan Peran Guru (Bag. 2)

Berikut akan diuraikan secara rinci masing-masing dari peranan guru.
v  Pendidik (Nurturer)
Peran guru sebagai pendidik (nurturer) merupakan peran-peran yang berkaitan dengan tugas-tugas memberi bantuan dan dorongan (supporter), tugas-tugas pengawasan dan pembinaan (supervisor) serta tugas-tugas yang berkaitan dengan mendisiplinkan anak agar anak itu menjadi patuh terhadap aturan-aturan sekolah dan norma hidup dalam keluarga dan masyarakat.
Tugas-tugas ini berhubungan dengan meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak untuk memperoleh pengalaman-pengalaman lebih lanjut. Banyak hal yang berkaitan dengan tugas guru sebagai pendidik antara lain:
-        berkaitan dengan  penggunaan kesehatan jasmani
-        tidak tergantung pada orang tua
-        bebas dari orang dewasa yang lain
-        moralitas tanggungjawab kemasyarakatan
-        memperoleh pengetahuan dan keterampilan dasar,
-        persiapan untuk perkawinan dan hidup berkeluarga
-        pemilihan jabatan
-        hal-hal yang bersifat personal dan spiritual
Mengingat begitu banyak dan berat tugas guru, karena itulah guru disebut sebagai pendidik dan pemelihara anak. Guru sebagai penanggung jawab akan pendisiplinan anak sehingga harus mengontrol setiap aktivitas anak-anak agar tingkah laku anak tidak menyimpang dengan norma-norma yang ada.
Mendidik tidaklah semudah mengajar. Kalau mengajar lebih sekadar pada anak tahu dan mengerti apa yang diajarkan guru. Namun berbeda dengan mengajar, mendidik lebih menuntut pada pertanggungjawaban secara moral akan apa yang telah diberikan. Anak lebih memahami apa arti ilmu yang didapat dan akan digunakan untuk apa ilmunya tersebut kelak di kemudian hari.
v   Model (Contoh) bagi Anak
Setiap anak mengharapkan guru mereka dapat menjadi contoh atau model baginya. Ingatkah akan sebuah peribahasa, “Guru kencing berdiri, siswa kencing berlari”. Hal ini menandakan bahwa apa pun yang dilakukan guru, anak didik cenderung mencontohnya. Lihatlah bagaimana anak usia TK (Taman Kanak-kanak) yang lebih ‘tunduk’ kepada gurunya dibanding dengan kedua orangtuanya. Anak-anak cenderung menurut/mencontoh apa yang dikatakan gurunya.
Oleh karena itu tingkah laku pendidik baik guru, orang tua atau tokoh-tokoh masyarakat harus sesuai dengan norma-norma yang dianut oleh masyarakat, bangsa dan negara. Karena nilai nilai dasar negara dan bangsa Indonesia adalah Pancasila, maka tingkah laku pendidik harus selalu diresapi oleh nilai-nilai Pancasila.
v  Pengajar dan Pembimbing dalam Pengalaman Belajar
Setiap guru harus memberikan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman lain di luar fungsi sekolah. Misalnya persiapan perkawinan dan kehidupan keluarga, hasil belajar yang berupa tingkah laku pribadi dan spiritual, bagaimana memilih pekerjaan di masyarakat, hasil belajar yang berkaitan dengan tanggung jawab sosial tingkah laku sosial anak dan sebagainya.
Kurikulum yang ada harus berisi hal-hal tersebut di atas sehingga anak memiliki pribadi yang sesuai dengan nilai-nilai hidup yang dianut oleh bangsa dan negaranya. Anak mempunyai pengetahuan dan keterampilan dasar untuk hidup dalam masyarakat dan pengetahuan untuk mengembangkan kemampuannya lebih lanjut.
Seperti dalam peribahasa “Makan asam garam kehidupan”. Dibanding dengan anak didiknya, guru mempunyai lebih banyak pengalaman. Guru pernah mengalami apa yang anak didiknya alami sekarang. Guru pernah juga menjadi anak-anak, merasakan bagaimana menjadi siswa. Saat menghadapi ulangan atau saat harus duduk diam dalam kelas, mendengarkan apa yang disampaikan guru. Menjadi salah satu peran guru untuk mengajar dan membimbing dalam pengalaman belajar yang telah mereka rasakan.
v  Pelajar (learner)
Dalam proses kegiatan belajar mengajar tidak menutup kemungkinan guru selalu lebih pintar daripada anak didiknya. Tak jarang dalam hal tertentu anak didik justru lebih memahami daripada gurunya. Maka dari itu menjadi tugas guru untuk terus belajar dan belajar. Bukankah ilmu itu tidak ada habisnya?
Ada pepatah mengatakan “Tuntutlah ilmu walau sampai ke negeri Cina”. Jadi meskipun sudah menjadi seorang guru, tetap saja harus terus belajar. Mengingat perkembangan teknologi begitu pesatnya. Jangan sampai ilmu yang sudah kadaluarso tetap disampaikan pada anak didik, padahal sudah ada ilmu yang baru dan lebih canggih.
Ilmu terus berkembang seiring berjalannya waktu. Oleh karena itu seorang guru dituntut untuk selalu menambah pengetahuan dan keterampilan agar pengetahuan dan keterampilan yang dirnilikinya tidak ketinggalan jaman. Pengetahuan dan keterampilan yang dikuasai tidak hanya terbatas pada pengetahuan yang berkaitan dengan pengembangan tugas profesional, tetapi juga tugas kemasyarakatan maupun kemanusiaan.
v  Komunikator terhadap Masyarakat Setempat
Profesi guru identik dengan seseorang yang pintar. Karena tugasnya yang mengajar anak didik dari yang tidak bisa menjadi bisa, tidak tahu menjadi tahu, tidak mengerti menjadi mengerti. Hendaknya hal ini tidak hanya dilakukan saat di lingkungan sekolah, tetapi juga diterapkan di masyarakat tempat tinggalnya.
Peranan guru sebagai komunikator pembangunan masyarakat. Seorang guru diharapkan dapat berperan aktif dalam pembangunan di segala bidang yang sedang dilakukan. Ia dapat mengembangkan kemampuannya pada bidang-bidang dikuasainya.
v   Pekerja Administrasi
Seorang guru tidak hanya sebagai pendidik dan pengajar, tetapi juga sebagai administrator pada bidang pendidikan dan pengajaran. Oleh karena itu seorang guru dituntut bekerja secara administrasi teratur. Tugas seorang guru sebagai administrator.
Segala pelaksanaan dalam kaitannya proses belajar mengajar perlu diadministrasikan secara baik. Jenis administrasi yang harus dibuat oleh guru antara lain :
-        Membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
-        Membuat Program Tahunan
-        Membuat Program Semester
-        Membuat Program Harian
-        Membuat Agenda Kegiatan Belajar Mengajar
-        Mencatat Hasil Belajar (Evaluasi)
-        Membuat Tingkat Daya Serap Anak
-        Membuat Presensi
-        Membuat Remidi dan Pengayaan
-        Membuat daftar catatan dan hambatan belajar siswa
Dokumen administrasi itulah yang menjadi bukti fisik bahwa seorang guru telah melaksanakan tugasnya dengan baik.
v  Kesetiaan terhadap Lembaga Pendidikan
Seorang guru diharapkan dapat membantu kawannya yang memerlukan bantuan dalam mengembangkan kemampuannya. Bantuan dapat secara langsung melalui pertemuan-pertemuan resmi maupun pertemuan insidental. Contoh pertemuan resmi misalnya menghadiri MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran), Diklat (Pendidikan dan Latihan). Sedangkan yang insidental misalnya saat teman seprofesi (apalagi bidang yang sama) tidak bisa mengajar karena suatu alasan misalnya sakit, sedangkan kita kosong maka bisa menggantikan jam mengajarnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar