Secara
sederhana, tipe guru dapat dipetakkan ke dalam beberapa bagian berikut.
Tipe Profesional
Profesional merupakan tipe guru terbaik yang diharapkan ada
pada tiap sekolah. Guru ideal dituntut memiliki keahlian (kompetensi) mengajar
tinggi, mulai dari perencanaan hingga evaluasi. Guru juga harus memiliki sikap
mental dan moralitas yang penuh tanggung jawab. Dia memiliki hasrat kuat dan
rasa tanggung jawab tinggi untuk membuat anak didik berhasil.
Ciri-ciri
guru tipe profesional adalah:
1)
Biasa mempersiapkan model, berbagai
instrumen dan bahan pembelajaran tanpa diminta, karena menganggapnya sebagai
kebutuhan.
2)
Aktif mencari dan mengembangkan
bahan-bahan pembelajaran sendiri.
3)
Aktif mencari cara agar seluruh anak
didiknya berhasil.
4)
Sering menjadikan masalah pembelajaran
dan siswa sebagai topik pembicaraan.
5)
Aktif mengevaluasi kinerjanya sendiri
agar kualitas pembelajarannya meningkat.
6)
Berusaha menjadi contoh dan pembimbing
terbaik bagi siswa.
7)
Keberhasilan mengajar tinggi. Guru merasa
malu/tidak puas bila anak didiknya belum berhasil, sehingga terus berusaha
mencari cara agar siswanya berhasil mencapai kompetensi yang diharapkan.
8)
Lebih suka berkumpul dengan siswa
dibanding guru sehingga mempunyai kedekatan dan pengaruh kuat pada siswa.
9)
Sering menjadi idola siswa.
Tipe
Potensial/Pembelajar
Tipe guru jenis inilah yang minimal
diharapkan setiap sekolah. Mereka guru baru atau lama yang memiliki kemauan dan
tanggung jawab tinggi untuk membuat siswanya berhasil, meski kompetensinya
belum optimal.
Ciri-ciri
guru tipe potensial adalah:
1)
Menyadari fungsi perencanaan, instrumen
dan bahan ajar, tetapi masih kesulitan menyusun dan mengembangkannya.
2)
Belum benar-benar percaya diri, tetapi
tak segan bertanya/belajar pada sejawat atau atasan bila ada masalah yang belum
dia kuasai.
3)
Tidak segan bertanya/belajar agar
seluruh anak didiknya berhasil.
4)
Banyak membahas masalah pembelajaran
dan siswa sebagai topik pembicaraan.
5)
Suka mengevaluasi kinerja sendiri, dan
terbuka pada kritik, saran dan masukan orang lain.
6)
Berusaha menjadi contoh dan pembimbing
terbaik bagi siswa.
7)
Keberhasilan mengajar tinggi. Sama
seperti guru profesional, guru tipe potensial akan malu atau takut bila anak didiknya belum
berhasil. Namun terus berusaha dan tidak berhenti mencari cara agar siswanya
berhasil mencapai kompetensi. Walaupun kadang masih gugup bila menghadapi
komplain dari orangtua siswa.
8)
Selama jam sekolah lebih suka berkumpul
dengan siswa dibanding guru sehingga juga mempunyai kedekatan dan pengaruh kuat
pada siswa sama seperti guru profesional. Guru tipe ini juga berpotensi jadi
idola siswa.
Tipe
Sinis
Sinis
merupakan tipe guru yang buruk, tetapi banyak dijumpai di sekolah. Tipe ini
memiliki cukup kepercayaan diri karena cukup lama mengajar. Meski demikian,
kualitas pembelajarannya tidak cukup baik, karena tipe ini kurang fokus pada
keberhasilan siswa. Guru tipe ini kurang memiliki rasa tanggung jawab, hingga
kurang peduli apakah siswanya berhasil atau tidak.
Ciri-ciri
guru tipe sinis adalah :
1)
Meski mampu, dia enggan mempersiapkan
instrumen dan bahan pembelajaran, karena menganggap itu sebagai beban.
2)
Kompetensinya tidak berkembang, karena
enggan mencari dan mengembangkan diri.
3)
Enggan berusaha agar siswa berhasil,
tidak berorientasi pada kepuasan kerja, dan perhitungan.
v Suka
beralasan repot bila imbalan tidak memadai.
v Menyikapi
tugas sebagai beban kwajiban dan suka menghindari tugas sekolah.
v Biasa
bilang Dibayar berapa? atau Ada tambahan berapa?
v Kaya
alasan untuk membenarkan diri sendiri.
4)
Jarang membicarakan masalah pembelajaran
dan siswa sebagai topik pembicaraan.
v Fokus
perhatiannya bukan pada kualitas kerja.
v Akrab
dengan pembicaraan negatif, kasak-kusuk dan tidak jarang yang berbau sinisme
dan permusuhan.
5)
Tidak peduli pada kinerja sendiri.
v Hanya
aktif bila ada maunya, seperti kalau ada promosi atau takut kena sanksi.
v Malas
bekerja bila tidak ada atasan atau tidak dimandori.
6)
Tidak peduli apakah sikap dan
perilakunya layak menjadi contoh bagi siswa atau tidak.
7)
Keberhasilan mengajar rendah.
v Hanya
bekerja keras bila ada imbalan materi yang sepadan.
v Tidak
disiplin, tidak sungguh-sungguh dan lebih suka santai dalam mengajar.
v Keberhasilan
siswa dan kepuasan wali murid bukan tujuan.
v Tidak
malu dan tidak peduli meski ada anak didiknya yang belum berhasil.
8)
Lebih suka berkumpul dengan guru
dibanding siswa, sehingga:
v Cenderung
menjadi biang gosip di sekolah.
v Mendekati
siswa jika membutuhkan pengakuan
v Termasuk
kriteria guru galak atau santai dan cuek pada siswa.
v Karakter
anak didik tidak konstruktif.
Tipe
Drop-Out
Drop-Out
adalah tipe guru paling buruk, tetapi kadang ada juga sekolah bernasib apes karena punya guru
semacam ini. Guru tipe ini tidak punya kemampuan pembelajaran memadai. Dia juga
tidak peduli apakah hasil pembelajarannya baik atau tidak. Lebih tragis lagi,
dia juga sulit belajar sehingga sulit kemampuannya sulit berkembang. Boleh
dikatakan tipe ini adalah guru bodoh dan bermental buruk.
Ciri-cirinya
tipe Drop-Out :
1)
Mengeluh bila diminta menyusun disain
dan instrumen pembelajaran, karena dia tidak menyadari itu sebagai kebutuhan
guru.
2)
Kompetensi tidak berkembang:
v
Keahlian keguruannya rendah.
v
Sulit memahami dan mudah bingung bila
dihadapkan pada konsep baru.
3)
Tidak berusaha keras agar siswa
berhasil. Selain tidak berorientasi pada kepuasan kerja, dia tidak menyadari
kekurangan.
4)
Jarang membicarakan pembela-jaran dan
siswa sebagai topik pembicaraan, karena:
v
Visi pendidikannya lemah.
v
Tidak berpendirian, mudah terpengaruh
orang lain.
v
Emosional dan kemampuan berfikir
rasionalnya rendah.
v
Kadang mudah tersinggung.
5)
Tidak peduli pada kinerja sendiri.
v
Tidak disiplin.
v
Kurang mampu mengajar.
v
Kadang perhitungan, tanpa menyadari
bahwa itu artinya dia minta agar orang lain menghargai kebodohannya.
6)
Tidak tahu sikap dan perilakunya layak
jadi contoh siswa atau tidak.
7)
Hasil pembelajaran rendah, tetapi
bersikap santai seolah tidak ada masalah, karena:
v
Tidak malu dan tidak peduli meski ada
anak didiknya yang belum berhasil.
v
Keberhasilan siswa dan kepuasan wali
murid bukan tujuan.
v
Hanya bekerja keras bila ada imbalan
materi yang sepadan.
8)
Suka berkumpul baik dengan guru maupun
siswa pada jam sekolah.
v
Mudah terpengaruh dan menjadi pengukut
setia guru tipe sinis.
v
Lebih mudah akrab dengan guru sinis
dari pada guru potensial atau profesional.
v
Perilaku anak didik tidak konstruktif,
karena tidak punya pretensi mendidik.