· Dasar menulis berbagai bentuk tulisan nonfiksi
adalah keberanian berpendapat, kesigapan
merespons situasi yang dihadapi, dan
mengolah berbagai objek.
· Penulis opini mengupas suatu masalah sebagai tanggapan
terhadap persoalan yang aktual dengan tujuan untuk memberitahu, mempengaruhi,
meyakinkan, atau menjernihkan persoalan yang kontroversial.
· Menulis artikel opini untuk koran—majalah–atau media
cetak (intern/ lingkup terbatas) mesti mengambil sudut pandang yang unik dan
cerdas, serta menggugah rasa ingin tahu pembaca. Karya demikian bukan berarti
menulis secara njlimet. Bentuk tulisan yang disajikan sebagai sarana
komunikasi, menerjemahkan masalah yang rumit ke dalam bahasa yang dimengerti
secara umum.
· Empat hal penting sebagai panduan awal untuk memulai
menulis adalah:
- kepada siapa tulisan akan disajikan,
- media apa (koran, majalah) dan yang
mana (nama media, lokal/ nasional),
- gaya penulisan apa yang paling tepat,
dan
- seberapa lama tulisan itu dibaca oleh
pembaca.
· Memublikasikan tulisan di media atau sebagai buku berarti
mendedikasikan ide untuk pembaca awam, membagikan ilmu kepada mereka yang bukan
ahli tetapi membutuhkan ilmu tersebut. Untuk itu, yang perlu diperhitungkan
oleh penulis adalah mengaitkan isi tulisannya dengan kondisi atau peristiwa
aktual di masyarakat, mengaitkan dengan kegiatan sehari-hari, serta memperkenalkan
ilmu atau temuan baru. Penyampaian ide dapat memanfaatkan struktur umum sebuah
tulisan opini yakni masalah – evaluasi – solusi.
· Pembukaan yang menarik mesti diikuti pemaparan dalam
tubuh tulisan secara fokus, sesuai tema yang disitir dalam pembuka. Berbagai
alur pemaparan dapat dipilih, baik kronologis, proses, deduksi, maupun induksi.
Penting untuk diingat, tulisan yang berhasil biasanya fokus, hanya mengatakan
satu hal, dan tidak bertele-tele, ”Less is more”, kata Hemingway, pendek dan mudah
diingat.
Karena
didedikasikan kepada pembaca yang umumnya awam, penulis perlu mengurangi
istilah-istilah asing, bahkan kalau perlu istilah asing ditinggalkan. Jika
memungkinkan, diterjemahkan atau bisa juga dicarikan definisi atau sinonimnya.
Istilah asing hanya digunakan sejauh hal itu mudah digunakan dan dipahami
pembaca. Jauhkan dari pemikiran bahwa menggunakan istilah asing sama dengan elite.
*) Disampaikan oleh St. Kartono dalam acara Just Write 2 yang diselenggarakan oleh Penerbit Diva Press Yogyakarta pada 2013 di Kaliurang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar