· Penulis
dapat memanfaatkan pengalaman kecil berkait dengan aktivitas sehari-hari
dan mengembangkannya menjadi pembahasan yang ringan tetapi memberi makna
penting bagi siapa pun yang membacanya.
· Kolom adalah opini singkat seseorang yang lebih banyak
menekankan aspek pengamatan dan pemaknaan terhadap suatu persoalan atau keadaan
dalam masyarakat. Kolom lebih banyak mencerminkan pendapat pribadi penulis.
Sifatnya padat makna. Kolom ditulis secara inferensial, sedangkan opini ditulis
secara referensial. Lazim dalam tulisan
kolom disertakan foto penulisnya.
· Kolom (column: Ing) ditulis oleh kolumnis,
penulis karangan khusus berupa komentar, saran, informasi, atau hiburan, pada
surat kabar atau majalah. Kolom bisa berisi setiap segi kemanusiaan, dari soal
cinta dan kesehatan sampai pada ilmu pengetahuan dan keuangan. Selain masalah
kemanusiaan, masalah kebijakan para penguasa selalu menjadi sorotan para
kolumnis kritis.
· Di tangan kolumnis (seandainya guru), topik apa pun
yang dibahas, mulai dari yang ringan mengenai pengalaman dengan siswa, membaca
buku baru, sampai kematian Michael Jackson, tersaji dalam cerita singkat yang
memikat, logis rasional, enak dibaca, dan perlu.
· Jenis tulisan kolom
isinya hanya pendapat. Penulisnya dituntut agar yang dikemukakan benar-benar
pendapat. Kalau opini berisi fakta, berita, atau argumentasi berdasarkan teori
keilmuan yang mendukung pendapat tentang suatu masalah. Satu-satunya pendukung
pendapat kolumnis hanya argumentasi berdasarkan penalaran, pemikiran kritis, dan
menurut pendapat subjektifnya.
Tulisan
kolom tidak mempunyai struktur tertentu, misalnya ada bagian pendahuluan atau lead,
isi atau tubuh tulisan, dan penutup. Ia langsung berisi tubuh tulisan, yakni
berupa pengungkapan pokok bahasan dan pendapat penulisnya tentang masalah
tersebut. Judul pun biasanya singkat saja.
*) Disampaikan oleh St. Kartono dalam acara Just Write 2 yang diselenggarakan oleh Penerbit Diva Press Yogyakarta pada 2013 di Kaliurang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar