/1/
Kata
televisi
pahlawan itu
pembela bangsa Indonesia
Kata koran
pahlawan itu
penumpas dari penjajahan
Kata radio
pahlawan itu
penegak kebenaran
Kata Ayah
...
aku tidak
pernah dengar ceritanya
Ayah tiada
sebelum aku di dunia
Kata Ibu ...
Indonesia
sudah merdeka
Penjajah
telah kalah
; benarkah
itu semua?
Itu dulu
zaman kecilku
/2/
Kanvas-kanvas
berjejeran terpajang
Kalem wajah
bersemayam di balik warna cat lukisan
Ukir senyum
menyunggil segan
Menatap
wajah yang gugur berperang
Kau telah
lama menang
Indonesia
merdeka dari gonjangan peperangan
Itukah makna
pengorbanan?
Darah
menjadi taruhan nyawa melayang?
Taburan air
mata beraduk satu
Menjadi
kebahagiaan dan kesedihan
Bila sumpah
pemuda tak lagi bersatu
Runtuh
dengan pertikaian baru yang tak berkesudahan
; inilah
Indonesiaku?
aku lihat
dari media bukan mengada
/3/
Nama tinggal
sejarah
Untuk
generasi baru kelak ada
Penuntas
kezaliman bangsa
Revolusi
agar tearah
Bibir
berkomat kamit bukan membaca mantra
Bukan pula
membaca jampi-jampi
Menyulap
generasi muda mudi
Agar sadar
perjuangan dan pengorbanan pahlawan bangsa
Jangan
teriakan kata merdeka
Jika egoisme
masih meraja lela
Jangan
teriakan kita satu bangsa
Jika tawuran
bergelut tebaskan nyawa
; bangkitlah
Indonesia?
Kini sudah
saatnya
/4/
Walau aku
hanya TKI
Tapi aku TKI
berprestasi
Itulah
remajaku kini
Mengais
rezeki di luar negeri
Bukan
paksaan
; ini naruni
hati
Bukan hanya
sekadar TKI
Itulah
julukanku saat ini
Kutuntut
ilmu setinggi merapi
; bekal
kelak pulang ke bumi pertiwi
Bersama
Ciputra kusulam mimpi
Kuukir
impian lima tahun lagi
Inilah aku
ke depan nanti
Terimakasih
duhai guru
Semangatmu
tiada pamrih
;untuk
mengajar ilmu kepadaku
Tanpamu
duhai guru
Aku bukanlah
TKI berprestasi
Kaulah
pahlawan perwira tinggi
untuk kami
'TKI'
***
Kontributor: Anung D’Lizta, Cilacap.