12 Agustus 2012
Pagi itu aku diantar Ndaru ke Stasiun Gambir. Rencananya aku akan melanjutkan perjalanan mudik ke Brebes dengan kereta api Cirebon Ekspres yang berangkat pukul sebelas siang. Kami berangkat cukup awal jadi sampai di Stasiun Gambir sekitar pukul sembilan lewat. Kami pun menunggu seperti anak hilang. Sekitar pukul setengah sembilan (sebenarnya aku lupa-lupa ingat waktunya), aku iseng mencoba masuk melewati gerbang.
Stasiun Gambir.
Setelah menunjukkan tiket dan KTP, aku diperbolehkan naik. Sampai di peron, aku bingung, kereta Cirebon Ekspress itu 'muncul'nya di sebelah mana, ya? Yang pasti bukan di peron 9 3/4 seperti Hogwart Express. Dan waktu itu ada dua kereta api yang sedang berhenti, di sebelah kanan dan kiri peron tempat aku berada. Karena kudengar ada orang yang menyebut Cirebon Ekspres, aku pun curiga salah satu dari dua kereta yang berhenti itu adalah kereta tersebut. Aku pun bertanya pada seseorang. Sebenarnya aku bertanya di mana aku harus menunggu kereta tersebut. Tapi, langsung dijawab, "Itu Cirebon Ekspres. Buruan, udah mau berangkat!" Mendengar kata "udah mau berangkat" aku pun langsung bergegas naik ke kereta. Dan benar saja, tak lama kemudian kereta jalan. Di dalam kereta aku sibuk mencari tempat dudukku. Setelah ketemu, ternyata ada seorang bapak yang duduk di tempat dudukku. Aku pun menanyakan apakah itu memang tempat duduknya. Ternyata memang benar. Dia pun menunjukkan tiketnya. Aku pun bingung. Di tiketku juga tertulis nomor gerbong dan bangku tersebut. Bapak itu meminta tiketku. Setelah dia memeriksa tiketku, dia pun berkata, "Ibu yang salah tiket. Tiket ibu buat kereta jam 11, ini kereta jam 9.45." Hening. Memangnya ada kereta Cirebon Ekspres yang berangkat pukul 9.45? Terus, kereta ini tujuan akhirnya ke mana? Ternyata kata bapak tadi kereta yang kunaiki tujuan akhirnya cuma sampai Cirebon, tidak sampai Tegal seperti kereta Cirebon Ekspres yang berangkat pukul sebelas.
Bapak tadi menyarankan aku untuk menemui petugas. Di sambungan gerbong, aku (terlihat) kebingungan sampai ada seseorang (sebut saja Masmas) yang menanyaiku. Aku pun menjelaskan masalahku. Sepertinya Masmas tadi sudah sering bertemu orang yang salah kereta sepertiku. Dia pun memanggil salah seorang petugas dan menyuruhnya mengantarku menemui kondektur (eh, kondektur atau apa, ya, namanya? ah, sebut saja kondektur). Aku pun membuntuti petugas tadi sampai ke gerbong yang berbatasan dengan gerbong makan. Aku duduk di sana. Kemudian 'kondektur' mendatangiku. Sang petugas tadi menjelaskan masalahku. Setelah sang kondektur memeriksa tiketku, dia pun bertanya, "Ibu salah naik kereta atau memang memaksa naik kereta ini?" Tentu saja aku menjawab bahwa aku salah naik kereta. Buat apa juga aku memaksa naik kereta yang justru tidak sampai ke Brebes? Dia pun kemudian berkata lebih kurang begini, "Kesalahan ibu ada dua. Pertama, ini di tiket ibu kereta keberangkatan jam sebelas, ini kereta jam 9.45. Mestinya ibu tidak naik. Kedua, kereta ini tujuan Cirebon, di tiket ibu keretanya tujuan Tegal." Aku pun menjawab dengan wajah di-melas-melas-kan dan suara di-sopan-sopan-kan. Aku tidak tahu ada kereta Cirebon Ekspres keberangkatan pukul 9.45. Jadi, ketika ada yang mengatakan "keretanya udah mau berangkat" aku pun berpikir bahwa itu memang kereta-'ku'. Jujur saat itu aku juga tidak memperhatikan jam, jadi tidak tahu pukul berapa. Yang ada di kepalaku cuma "naik ke kereta segera agar tidak tertinggal". Aku sama sekali tidak berpikir ada kereta Cirebon Ekspres 'lain' yang berangkat lebih awal. Setelah mendengar jawabanku, kondektur itu masih ngomel. Aku cuma diam dan berusaha sesopan mungkin, tentu saja alasannya adalah agar dia kasihan dan tidak menurunkanku di tengah perjalanan. Dan akhirnya dia memutuskan untuk 'membiarkanku'. Aku pun lega.
Setelah sampai di Cirebon, aku pun turun. Ternyata untuk menunggu Cirebon Ekspres yang ke Tegal aku harus menunggu di peron lain yang letaknya di seberang peron tempat aku turun. Jadi, aku harus menyeberang. Tapi, bagaimana caranya? Peronnya tinggi. Aku kemudian bertanya kepada seorang bapak di mana aku harus menyeberang. Bapak itu (yang sepertinya petugas) pun bertanya, "Salah naik kereta, ya?" Aku langsung ge'er, berpikir bahwa hampir seluruh petugas kereta tadi mengetahui kasus aku salah naik kereta. Bapak itu pun mengantarku. Pertama kami lewat pintu keluar, lalu setelah berjalan beberapa langkah, ada tangga ke peron yang kumaksud.
Stasiun Cirebon.
|
Aku pun menunggu di peron. Saat itu, sedang duduk seorang pedagang asongan di kursi panjang tempat para penumpang menunggu kereta. Pedagang itu pun bertanya, "Salah naik kereta, ya?" Lagi-lagi aku ge'er. Sampai pedagang asongan pun tahu kalau aku salah naik kereta! Tak lama kemudian, ada serombongan keluarga yang ternyata juga salah naik kereta. Kadar ke-ge'er-anku pun menurun drastis. Sepertinya memang sudah sering terjadi kasus salah naik kereta seperti ini. Emm, sebenarnya rombongan keluarga tersebut bukan salah naik kereta. Mereka naik kereta yang benar. Tapi, mereka salah pesan. Entah salah petugas yang tidak menanyakan tujuan akhir (jadi cuma berpatokan bahwa mereka pesan tiket Cirebon Ekspres, tak peduli tujuannya) atau mereka sendiri yang salah pesan. Entah. Yang jelas, mereka senasib denganku, mesti menunggu kereta selama sekitar satu jam.
Akhirnya, kereta yang ditunggu pun datang juga. Kami segera naik dan mencari tempat duduk sesuai yang tertulis di tiket. Perjalanan pun dilanjutkan. Aku pulang dengan membawa pelajaran: jangan sembarangan naik kereta dan jangan tanggung-tanggung kalau bertanya. Kalau bertanya itu yang lengkap, misalnya, "Ini kereta api Cirebon Ekspres yang ke Tegal berangkat jam sebelas bukan?" Begitu!!!
Kontributor: Millati Indah
Belum ada yang komentar, nih...
BalasHapusbener-bener pengalaman yang berkesan, lain kali bertanya yang lengkap ya, :), (tak komentarin nih pertama, :D)
BalasHapusi like this story ^^.
BalasHapus@Nurin: insya Alloh lain kali nanya sekaligus menginterogasi, biar lengkap :D
BalasHapus@Arif: halah, mung like this ki komene. jangan sampai mengulangi kesalahan yang kulakukan ya. sap tahu kamu mau naik kereta ke Jakarta tapi malah naik yang ke Jogja :D
BalasHapusMakanya Mbaaak, malu bertanya sesat dijalan kan jadinya? :p
BalasHapusTapi kebanyakan bertanya juga jadinya malu2in. hahaha
Gapapa kebanyakan bertanya trus jadi memalukan. Ga kenal ini :D
Hapusduh duh kasian banget sih mil, ah mbayangin millati gugup di depan pak kondektur dengan muka penuh keringat :)
BalasHapusHehe, gak keringetan, kok. Masih tenang ngadepin kondekturnya :p
Hapusnambah lagi ah, biar tambah rame, :D
BalasHapussambil menaikkan kacamatamu yang melorot pastinya ya kan?
BalasHapus